Perjalanan Band NOAH Didokumentasikan dalam Film

Kehadiran band NOAH pada 2012 menjadi fenomena tersendiri. Setelah Ariel dinyatakan bebas dari hukuman penjara akibat kasus video asusila, band yang dulu bernama Peterpan itu mencoba kembali bangkit.

Setelah resmi berganti nama menjadi NOAH, band yang beranggotakan Ariel, Uki, Loekman, Reza, dan David ingin membuktikan eksistensinya di belantika musik Indonesia. Mereka bahkan menggelar konser 8 kota di Indonesia dan 5 negara di 2 benua.

Dari perjalanan tersebut, sutradara Putrama Tuta mencoba untuk membuat film perjalanan band keluaran Musica Studio itu. Menurut dia, banyak kisah dan pengalaman unik sepanjang perjalanan konser tersebut.

"Sumber inspirasi terbesar kisah NOAH ini ada pada lagu mereka dan setiap personel di dalamnya. Cara mereka mencintai musik dan perjalanan Ariel yang menjadi dasar semangat dan kesetiaan yang terus dibangun sesama anggota sebagai sebuah keluarga," ucap Tuta dalam jumpa pers film NOAH, di Prestige Kemang, Jakarta Selatan, Senin 3 Juni 2013.

Tuta pun yakin, melalui film ini banyak pencinta film ataupun penggemar NOAH yang terinspirasi. "Alhamdulillah yakin sekali, saya di-support sama tim yang hebat, saya sangat yakin," tuturnya.

"Berapa banyak porsi anggota NOAH, saya rasa sama rata. Tapi, nggak bisa dipungkiri, apa yang terjadi pada Ariel merupakan downfall sebuah band jadi harus disertakan," ujar sutradara "Catatan Si Boy" itu.

Ariel sendiri menyatakan, sebagai salah satu anggota band, ia merasa beruntung bisa diberi kesempatan dua kali. Ia menyatakan, yang akan diangkat di film itu adalah perjalanan jatuh bangun band NOAH.

Sementara itu, untuk kisah asmara Ariel yang banyak disorot, tak disertakan. "Untuk masalah itu nggak terlalu diomongin. Ini tentang gimana sebuah band yang dikasih kesempatan lagi. Beruntung bisa ngerasain boom dua kali, karena nggak semua band bisa diberi kesempatan itu," kata vokalis NOAH itu.

Anggota NOAH lainnya pun menyatakan sangat menikmati perjalanan mereka yang didokumentasikan. "Asyik buat saya, saya merasa nggak sebagai pemain film. Yang terjadi di film itu nggak ada setting sama sekali. Bener-bener natural," ujar Loekman.