HIDUP UNTUKMU,MATI TANPAMU


Deg. . .!! Detak jantungku serasa berhenti saa Aku melihat Namaku tertantum disana. Di kelas paling atas 9a. 23. Reza 24. Riya 26. Riyo Absen 25. Ya, Itulah Aku Riya L Septina. “za, kita sekelas lagi” teriakku kegirangan mendekati Reza sahabat terbaikku. “ia ri nggak nyangka aku kalau kita bisa sekelas lagi” Jawab Reza tak kalah senang denganku. “iya za aku juga tidak nyangka juga. Eh ngomong – ngomong Riya itu siapa sih Za. Kok aku tidak pernah denger namanya. .?” tanyaku ke Reza. Oh Riya, Dia itu sekelas sama aku ri dulu di kelas 7 ,tenang aja asyik kok orangnya, lumayan pinter lagi”. Jawab Reza “Jadi penasaran aku Za, ntar kasih tau aku ya yang mana orangnya” Pintaku ke Reza. “Siap bost” jawab Reza.
Ke esokan harinya Aku kesiangan bangun dan terlambat datang kesekolah. Untungnya ketika Aku masuk kelas belum ada guru disana. “Za, nggak telan aku” tanyaku ke Reza. “syukur deh kalau gitu” sahutku lega. Akhirnya aku pun duduk kembali dengan Reza. Dan disebelah bangku ku ternyata Dia. Orang selama ini menarik perhatianku.
Dia adalah teman sekelas ku dulu kelas 7.”hmm nggak berubah juga tu anak, tetap aja keren hehe” gumamku dalam hati. Namanya rian, nggak tau kenapa dari dulu aku selalu kagum sama dia. Belum cinta sih cuma sebatas kagum aja! Hehe. .
Hari ini materinya perkenalan dan pemilihan pengurus kelas. Dari situ juga Aku tahu orang yang namanya riyo,lumayan keren sih tapi”za itu tho yang namanya riyo”Bisikku ke Reza ” iya ri kenapa. .? Lumayan kan” tamya Reza “iya sih Riyo keren, tapi tetap rian yang paling keren menurutku” ucapku dalam hati. “heh kenapa senyum senyum sendiri, nasir sama riyo?? Tanya reza mebuyarkan lemunanku “enak aja naksir. Orang baru kenal juga” sangkal ku ke reza “Masak sihh. .?? Ledek reza kepadaku “iya za bener bantahku. “haha, bo’ong itu mukanya merah gitu”, Jawab reza. Percakapan kami terhenti ketika wali kelas selesai mengabsen dan mengakhiri pertemuan kali ini. Aku melihat sekelilingku tanpa sengaja pandanganku bertemu dengan Dia”Riyo”.
Aku tersenyum ramah kepadanya, eh malah dianya cuek dan tidak ngerespon senyumanku. “Gila cuek banget sih tu anak, bikin ilfeel aja”. Gumamku dalam hati.
Keesokan harinya ketika jam pertama di kelasku jam kosong itu guru yang jadwal hari ini tidak datang. Bener bener tidak nyangka kalau teman teman ku kali ini itu susah banget aturanya khususnya yang laki laki ,ketika jam kosong mereka bermain bola dalam kelas hingga beberapa kali bolanya mengenaiku. Aku cukup sabar sampai disitu. Dan ketika bola itu kembali mengenai kepalaku. Akupun marah, ku ambil gunting lalu ku robek robek bola itu. Semuanya terdiam saat melihatku merobek bola itu.
“heh. Kok di robek sih bolanya, emang lu mau ganti ?” bentak riyo kepadaku.”salah sendisi main dikelas kena kepala aku kan, lagian main dilapangan kan juga bisa” jawab tak mau kalah. “Tapi kan tidak perlu dirobek bolanya. Itu beli pake uang, bukan pake daun” bentak riyo kepadaku. Terus kamu mau apa? Nyuruh aku ganti bolanya gitu ? Ih ogah deh aku ganti tu bola, orang kamu yang salah kok” betak ku tak mau kalah. “Ya harus dong, lu yang robek ya lu juga yang harus ganti” gertak riyo kepadaku. Aku bener bener tidak nyangka kalau si pendiam riyo tenyata galaknya melebihi srigala yang kelaparan di hutan. “udah udah jangan bertengkar cuma gara gara masalah kecil bekin malu tau nggak” rian yang dari tadi cuma diam melihat aku dan riyo kini angkat bicara. “udah deh yo, jangan marahi riya terus, ngalah dikit kenapa sih. Lagian kan kamu yang salah” tambah rian. Gila rian belain Aku loh. Mimpi apa ya aku semalam. Senang banget deh gara gara rian angkat bicara. Riyo pun pergi bersama teman temannya. Taku kale yaa. . .”lu gak apa apa ri” tanya rian. “eh gpp kok aku yan” jawab gugub. ” syukur kalo gitu. Lain kali jangan gitu lagi ya kasihan kan anak anak udah susah susah kumpulin uang buat beli bola, malah lu robek kaya gitu”.
Rian kepadaku. Aku hanya bisa menjawabnya dengan anggukan kepala. Karena tak tau harus ngomong apa.
Akhirnya jam ke dua pun dimulai,
Pelajaran bahasa indonesia dimulai. B. Rani yang mengajar ketika pelajaran dimulai kami mendapat tugas untuk membuat makalah tentang budaya indonesia. Tugasnya berkelompok 2 orang. Tapi sayangnya kelompok ditentukan oleh B. Rani aku bener bener kecewa ketika B. Rani menyebutkan reza sekelompok dengan bayu. Dan lalu lebih kecewa lagi karena aku satu kelompok dengan riyo. Beberapa kali aku berusaha protes kepada B. Rani begitu juga Riyo berharap B. Rani akan berubah fikiran. Tapi itu semua sia sia. Akhirnya aku pun terpaksa 1 kelompok dengan riyo.
Jam demi jam pun berganti, kini tiba saatnya pulang”heh lu” panggilku ke Riyo. “apa” jawabnya ketus” aku mau minta maaf soal tadi, soalnya bola kamu udah aku robek”. Kataku sedikit pelan”hah apa aku nggak salah denger, kamu minta maaf ke aku” jawabnya”iya aku minta maaf,maafin aku ya!!” pintaku. “emm, maafin nggak yaa. .”kali ini bener bener dengan wajah ku yang melas banget.”iya deh aku maafin, nggak tega aku lihat wajah jelek lu melas melas kaya gitu” jawab riyo.”sialan lu, eh tapi serius nih di maafin”. Tanyaku”iya aku maafin, tapi ada syaratnya”kata riyo “apa” jawabku penasaran. “lu harus jadi teman aku, mau nggak. . ??” tawar riyo. “iya deh aku mau jadi teman kamu” jawabku “ciyuz. . ?” tanya si riyo “iyo ciyuz, lebay banget sih lu” ledekku ke riyo, “hehe, lebai dikit gpp dong” jawab riyo nyengir. “hahaha. . !!” kami pun tertawa bersama. Sejak saat itu aku semakin dekat dengan riyo bahkan dimana ada dia pasti ada aku, begitu juga sebaliknya.
Semakin lama aku dan riyo semakin dekat. Ditambah seringat kami menjadi 1 kelompok dalam pelajaran apapun. Bukanya disengaja sih, tapi karena memang absen kami yang berurutan menyebabkan kami selalu 1 kelompok. Sangking dekatnya kami sampai sampai teman sekelas mengira kami pacaran tapi kami berdua tetap cuek dengan semua itu. Sesuai kesepakatan kami dari dulu hanya berteman nggak lebih dari itu.
Ketika bel istirahat “ya kok nggak ke kantin sama Reza” tanya riyo “Nggak yo lagi males” jawabku “oh. Aku laper nih, temenin ke kantin donk” ajak riyo “Males ah yo aku di kelas aja mau belajar, lagian ntar ada ulangan matematika” jawabku menjelaskan “ya udah deh kalau nggak mau ,atau kamu mau titip sesuatu ri” tawar riyo “nggak deh yo, makasih kamu aja ke kantin sendiri , ntar keburu masuk nih loh”. “ya udah deh. Aku ke kantin dulu” pamit riyo kepadaku.
Tak berapa lama setelah riyo pergi rian datang menghampiriku. ” nih aku beliin minuman buat kamu” kata rian sambil duduk di bangku sebelahku. “Tanks yan” kata ku “ok” jawabnya singkat kami berdua saling diam tak ada satu pun dari kami yang mengeluarkan suara “Eh ri kamu pacaran ya sama Riyo?” tanya rian memecah keheningan.
“enggak kok, kata siapa? Aku sama riyo cuma temenan kok” jelasku ke rian “Oh, aku kira pacaran habisnya deket banget sih sekarang, padahal dulu kan musuhan” kata rian “hehe nggak tau juga aku kalau bisa gini, takdir kali yaa. . ! Jawabku enteng. “hehe bisa aja kamu” kata rian.
Rian tetap duduk menemaniku sampai akhirnya bel masuk pun berbunyi. Rian baru beranjak pergi ke bangkunya. Sejak saat itu Aku jadi sering ngobrol berdua sama rian. Ke kantin bareng, perpus bareng bahkan tak jarang pulang bareng. Hingga tak sadar sedikit demi sedikin Aku mulai menjauh dari riyo. Mungkin mungkin udah saatnya rasa kagum ku ke rian berubah menjadi cinta.
“riyaa. .!” pagil reya “apa sih za, teriak teriak kaya orang gila gitu malu tau” jawabku sewot “hehe. .sory ri Eh aku punya berita penting buat kamu” kata Reza ” berita penting apa, aku mau bilang kalau surat rekomendasi aku buat daftar SMA sudah jadi, telat lu nih udah aku ambil” jawabku reza.
“bukan itu, ini dari yang lain, pokoknya penting deh” tegas reza ” terus apaan jan bikin penasaran za” perintahku “iya2. .jadi gini ternyata rian sama tias itu pacaran bahkan udah dari kelas 8 ri” kata reza mengagetkanku “haahh . . Jangan bercanda kamu za nggak lucu tau” bentakku.
“aku nggak bercanda ri aku denger sendiri dari tias bahkan nanti mereka mau daftar 1 SMA RI”. Jawab Reza meyakinkanku.
Aku bener2 tidak menyangka dengan semua ini. Kenapa rian tidak pernah bilang tentang ini ke Aku kenapa Dia tega beri aku harapan palsu seperti ini. Aku terus berlari pulang tanpa memperdulikan Reza yang mengikuti di belakangku. Sampai dirumah aku mengurung di diri dikama “RIYO” tiba tiba saja nama itu terus terlintas di kepalaku. Aku ambil hp dan secepatnya mungkin menghubungi riyo. Berkali kali aku coba tapi selalu gagal. Aku menangi sejadi jadinya kamu kemana yo aku butuh kamu sekarang ucapku lirih. Aku teringat sesuatu reza letakan tadi di tasku sebelum pulang sekolah. Aku segera mengambilnya ternya amplop surat aku pun segera membacanya.
“Dear Riya
Sory Ri aku pergi enggak bilang bilang ke kamu. Habisnya aku liat kamu lagi asik sama rian jadi enggak enan kan kalau aku ganggu. Ri aku cuma mau bilang kalau aku mau pergi. Aku mau lanjutin SMA di luar kota ikut nenek aku riya. Oh ya aku udah berangkat tadi pagi, maaf ya enggak sempet pamit ke kamu. Aku juga mau bilang sesuatu ke kamu riya kalau sebenarnya aku sayang sama kamu maafin aku ya riya kalau udah punya perasaan seperti ini. Tapi aku enggak bisa bohong kalau aku emang bener bener sayang sama kamu. Jujur aku enggak suka kalau kamu deket deket sama rian. Aku cemburu Riya. Tapi aku tahu kok perasaan aku buat siapa, bukan buat aku tentunya. Sekali lagi maafin ri. Aku lancang udah jatuh cinta sama kamu. Aku harap kamu maafin aku ri dan enggak marah sama aku. Aku mau kamu tetep jadi temen terbaik aku riya. Aku yakin suatu saat nanti tuhan bakal satukan kita kembali ri, walau tetap dalam petermanan ini.”
Sahabatmu
Riyo

Tangisanku semakin menjadi ketika membaca surat dari riyo. Kenapa rasanya lebih sakit ketika riyo pergi daripada sakit ketika aku kehilangan rian. Aku bener2 terpuruk , 2 bulan lamanya ku lalui hidupku yang sepi tanpa riyo, tanpa reza dan tanpa rian. Sejak kepergian riyo aku memutuskan untuk melanjutkan SMA di luar kota. Agar aku bener2 bisa melupakan semua sakit ini. Hari hariku terasa sangat membosankan, aku kangen riyo aku selalu berharap Riyo akan kembali Datang buat aku.
Sampai dirumah ketika pulang sekolah, Aku iseng buka facebook. Aku klik pencarian dan aku tulis riyo ardiansyah, lalu aku tulis pesan buat dia “hai Riyo apa kaba?” klik kirim
Lama Aku tunggu tetapi tak ada balasan juga dari riyo. Bodohnya aku, aku ingat riyo pernah bilang kalau dia lupa dengan password facebooknya. Jadi mana mungkin pesanku terbalas.
Ke esokan harinya ketika disekolah ku jalani hari2ku seperti biasa nggak ada yang istimewa seperti saat riyo ada”aku kangen kamu riyo, kanggeen banget!!”
Tiga bulan sudah berlalu sejak kepergian riyo semakin ke depan semakin sadar, aku enggak bisa jauh dari riyo. Hidupku hampa tanpamu. Dia rasa kehilangan itu bener2 kuat menancap di hidupku.”aku ini yang dinakan cinta”. Tapi kenpa aku baru sadar ketika dia sudah pergi. Iya nggak salah lagi aku sayang sama kamu riyo, penyesalan ini tak pernah pergi dari hidupku dan selalu membayang bayangku.
Malam telah tiba saatnya aku memejamkan mata untuk tidur. Tiba tiba hp ku berdering. Dari nomor yang tak aku kenal aku mengangkat dan berusaha mengenali suaranya. Begitu kagetnya aku ternyata riyo, orang yang selama ini aku nanti.

“Hai riya, maaf ya baru bisa kabarin sekarang” sapa riyo. “Jahat banget sih yo, pergi enggak bilang bilang ke aku” sahutku sewot. “Iya maaf riya, enggak sempet aku, eh ngomong ngomong kamu udah baca surat dari aku kan?” Tanya riyo. “udah” jawabku singkat. “Terus” lanjut riyo. “Terus apanya” Tanyaku “ya jawban dari kamu Riya. Aku bener bener sayang sama kamu, aku butuh kamu Riya, hidupku sepi tanpamu” Jelas riyo”kamu enggak bercanda kan Riyo” Tanyaku “Aku serius riya, aku bener bener cinta sama kamu” Jelas Riyo padaku “Emm, aku juga sayang sama kamu riyo, aku baru sadar saat kamu pergi hidup aku bener benes sepi. Aku cinta sama kamu riyo.” Jawabku sambil tersenyum bahagia. “kamu serius kan riya, nggak bo’ong kan” Tanya riyo “Iya riyo aku serius, aku bener bener butuh kamu di sini” Jawabku. “Iya riya Aku janji ,Aku bakalan pulang Demi kami. Tapi aku nggak tahu kapan pastinya sayang kamu sabar nunggu aku yaah. . .!” Pinta Riyo. “iya Riyo , aku bakalan sabar buat perasaan buat selalu nungguin kamu. Aku janji” Jawabku pada Riyo.
Dua jam lebih kami bicara di telfon. Tepat jam 23.03 Riyo Menyuruhku tidur. “I LOVE U sayang Have a nice Dreams” kata terakhir yang riyo ucapkan malam ini Untukku. Rasanya bener bener seperti mimpi Aku dan Riyo bisa Kembali berhubungan. Walaupun sekarang dengan jarak jauh.
Tapi Aku yakin dengan ucapan Riyo Kelak Tuhan akan satukan kita Kembali. Kapanpun itu, Aku janji akan selalu sabar menung Riyo. Buat kamu. . .
Sampai kapanpun aku akan selalu menunggumu.
Lirik separuh aku
Copyright 2013 Nurul cicik indah riati

0 komentar: